Pages

Tuesday, February 1, 2011

KEPUNAHAN MANUSIA

Para ahli biologi memperkirakan dunia telah menghadapi ancaman kepunahan keanekaragaman hayati secara masal. Dugaan ini muncul dari krisis keanekaragaman hayati yang makin parah. Diperkirakan, saat ini sebanyak 50-150 spesies bumi punah setiap harinya.

Perkiraan ini berdasarkan proyeksi laju kepunahan yang terjadi saat ini. Proyeksi tersebut menyebutkan, sekitar 50% dari sekitasr 10 juta spesies yang ada saat ini diprediksikan akan punah dalam kurun waktu 100 tahun kedepan. “laju kepunahan beragam spesies saat ini mencapai 40-400 kali lipat dari laju kepunahan 500 tahun yang lalu”. Kata Ign Pramana Yuda, peneliti teknologi biologi Universitas Atmajaya Yogyakarta dalam pidato ilmiyah Dies Natalis ke-44 universitas tersebut di Yogyakarta.

Laju kepunahan burung dan binatang menyusui antara tahun 1600 dan 1975, misalnya, telah diperkirakan mencapai 5-50 kali lipat dari laju kepunahan sebelumnya. Tidak hanya spesies, kepunahan juga mengancam gen dan ekosistem tempat spesies tersebut tinggal.

Menurut Pramana, Indonesia adalah salah satu kawasan yang memiliki ancaman kepunahan terbesar. Ekosistem hutan tropis berkurang 10 juta – 20 juta hektar setiap tahunnya. Sebanyak 70% terumbu karang di Indonesia juga mengalami kerusakan sedang hingga berat. Kerusakan juga terjadi di sejumlah ekosistem khas di Indonesias lainnya, seperti hutan bakau, sungai, danau, dan kawasan pertanian.

Pramana mengatakan bahwa kepunakahan masal kali ini terjadi dalam skala yang jauh lebih luas dan lebih cepat lajunya dibandingkan dengan 5 kepunahan masal yang pernah terjadi di bumi sebelumnya. Kepunahan masal terbaru terjadi sekitar 65 juta tahun lalu.
Luasnya sekala kepunahan masal kali ini bisa dilihat dari banyaknya spesies yang punah dan makin pendeknya kelestarian satu spesies. Kali ini usias spesies kurang dari 35 ribu tahun, padahal jutaan tahun yang lalu satu spesies bisa berumur 10 juta tahun.


Solidaritas Lintas Spesies

Besarnya skala kepunahan ini perlu diredam karena bisa berdampak buruk pada kelangsungan kehidupan di bumi. Salah satu upaya peredaman itu adalah dengan menumbuhkan solidaritas lintas spesies yang saat ini masih sangat minim. Selama ini pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih berorientasi pada kesejahteraan umat manusia.

Menurut Prama, sector pendidikan berperan sangat penting dalam kehidupan ini, komunitas akadermis perlu mulai mengembangkan progam dan kurikulum pendidikan serta  pelestarian yang mengacu pada konservasi keanekaragaman hayati.

Peneliti keanekaragaman hayati dari Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Djikiraharjo, berpendapat, kepunahan yang terjadi saat ini tidak bisa disebut alami karena dipicu oleh berbagai sebab buatan, antara lain polusi, eksploitasi berlebihan pada SDA, dan industrialisasi.

Berbagai penemuan di bidang konservasi memberikan harapan baru di bidang pelestarian alam. Masyarakat juga bisa berkontribusi dengan menekan penggunaan energy dari bahan tambang serta mengurangi konsumsi yang bisa menyebabkan polusi serta eksploitasi alam yang berlebihan.

0 Coment:

Post a Comment